JAKARTA- Satelit Nusantara Dua gagal mencapai orbit 113 Bujur Timur di Xinchiang, China. Roket Long March 3B yang membawa satelit dikabarkan mengalami anomali selama fase ketiga.
Dengan kondisi tersebut Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail mengungkapkan pihaknya akan berkoordinasi dengan International Telecommunication Union (ITU) agar slot orbit 113 Bujur Timur tetap menjadi milik Indonesia.
"Kebetulan kita sudah pernah mengalami krisis yang sama terhadap kondisi yang terjadi dengan satelit Telkom 3 tahun lalu. Alhamdulillah dalam kondisi yang demikian secara normalnya kita akan mendapat perpanjangan waktu untuk menyiapkan pengganti," kata Ismail dan konferensi pers online, Jumat.
Ismail menambahkan bahwa masalah tersebut dapat dibahas dalam sidang Radio Revolution Board yang berlangsung pada 6-15 Juli 2020. Proposal kepada ITU diharapkan dapat disampaikan sebelum sidang tersebut.
"Jadi sebelum tanggal tersebut kami sudah akan menyampaikan sebab-sebab kegagalan ini dan semoga pada sidang terdekat slot orbit 113 Bujur Timur frekuensinya dapat diperpanjang kembali," kata Ismail.
Satelit Nusantara Dua yang diluncurkan dengan roket Long March 3B gagal mencapai orbit dari Pusat Peluncuran Satelit Xinchang China, pada pukul 19.45 WIB, Kamis (9/4/2020).
Direktur Utama Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso menjelaskan kronologi gagalnya satelit Nusantara Dua mencapai orbit. Ia menjelaskan bahwa pada fase pertama dan kedua peluncuran beroperasi dengan normal.
"Stage ketiga itu memiliki dua roket dan salah satu roketnya tidak menyala sehingga tidak mendapatkan kecepatan yang cukup untuk masuk orbit yang telah ditentukan. Dalam hal ini ketinggiannya satelit tersebut hanya sekitar 170 KM dengan kecepatan 7100 meter per detik," kata Adi dalam konferensi pers online, Jumat.
Adi menambahkan satelit Nusantara Dua tidak bisa diselamatkan karena hilang dan jatuh ke laut.
"Sehingga tidak bisa dipergunakan seluruhnya, satelit tersebut di asuransikan secara penuh," kata Adi.
Satelit Nusantara Dua dibuat oleh produsen satelit terkemuka asal Tiongkok, China Great Wall Industry Corporation (CGWIC). Ini merupakan bentuk kerjasama Indosat Ooredoo bersama dengan PT Pintar Nusantara Sejahtera (Pintar) dan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) melalui perusahaan joint venture bernama PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS).